Best Food
nice food
healty Food

Wednesday, March 30, 2011

Kepalang Basah, Maju Terus, Lupakan Malu

Di negara ini, Indonesia tercinta ada dua orang yang berasal dari satu daerah yang sama, yakni Sulawesi Selatan, mereka bertengkar secara terpisah. Anda tahu bukan, bahwa Sulawesi Selatan adalah gudang tempat asal banyak pemain bola kaki yang telah mengharumkan nama Indonesia. Kalau mau mencari nama pemain badminton terkenal di Indonesia, Jawa tempatnya; sebaliknya kalau mau mencari pemain bola kaki top, Sulawesi Selatan tempatnya. Persatuan Sepak Bola Makassar atau PSM adalah klub sepak bola di Indonesia yang cukup disegani dari sejak dulu [dari sejak jaman Majapahit]. Medan [PSMS], PSM [Makassar], Bandung [PERSIB], Surabaya [PERSIBAYA], dan Malang [PERSEMA], mereka adalah macan-macan lima besar di Indonesia. Siapakah dua orang yang telah aku sebutkan di atas? Mereka adalah Andi Malarangeng, Menteri Pemuda dan Olah Raga, Kabinet Indonesia Bersatu, pemegang amanat dari Presiden SBY untuk mengelola olah raga dan pemuda di Indonesia dan yang lain adalah Nurdin Halid, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia [PSSI].

Pada 26 Maret 2011 telah diselenggarakan Kongres Besar PSSI di Riau. Who’s who yang diundang untuk mengikuti kongres tidak jelas dan hasil kongres juga tidak transparan, maka pemerintah melalui Kementerian Menpora, Andi Malarangen tidak mengakui lagi Nurdin Halid dan Nugraha Besoes sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PSSI. Semua dana bantuan PSSI yang bersumber dari APBN untuk sementara waktu dihentikan sampai terbentuk pengurus baru untuk perioda 2011-2015. Secara tidak langsung Presiden SBY yang memberi perintah langsung untuk menghentikan orang bandel ini, Nurdin Halid untuk meletakkan jabatan. Pemerintah tidak akan intervensi langsung masalah olah raga ini, jika Nurdin Halid dan konconya, Nugraha Besoes tidak keterlaluan dengan kebandelan mereka ini. Sudah lebih 2 tahun yang lalu banyak orang tidak menghendaki kelanjutan Nurdin Halid menjadi Ketua Umum.

Menurut peraturan FIFA, jika seseorang telah pernah menjadi narapidana, orang seperti ini tidak diijinkan menjadi Ketua Umum suatu persatuan sepak bola yang terdaftar di dalam FIFA. Nurdin Halid pernah dihukum penjara karena kasus korupsi, seharusnya dengan statusnya seperti ini, dia harus tahu diri meletakkan jabatan sebagai Ketua Umum. Ia tidak meletakkan jabatan, bahkan tetap menjadi Ketua Umum dan mengatur PSSI dari balik jeruji penjara. Peraturan PSSI berbeda bunyinya dengan FIFA, yaitu seseorang yang tidak sedang menjalani proses pidana diijinkan menjadi Ketua Umum. Peraturan versi PSSI ini pasti hasil kongkalingkong orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak orang lebih percaya peraturan FIFA, karena masyarakat tahu, Nurdin Halid banyak bohongnya. Siapa yang mau percaya dengan seorang koruptor?

Seharusnya NH sudah mundur dengan kesadarannya sendiri begitu dia masuk ke dalam penjara karena kasus pidana korupsi, dengan demikian dia akan lebih dihormati sebagai orang yang tahu diri. Nurdin Halid sudah kepalang basah untuk mundur secara terhormat, jadi yang dilakukannya adalah maju terus pantang mundur tanpa malu, walaupun punggungnya diberi label, orang tidak tahu diri. Cukup hanya sampai di sini saja, jangan lagi ada Nurdin Halid jilid kedua. Kita membutuhkan orang yang dapat menghidupkan dunia sepak bola Indonesia, bukan orang yang hidup dari sepak bola. HBP.

No comments:

Post a Comment