Best Food
nice food
healty Food

Wednesday, November 10, 2010

Book Review : Unlikely Destination




Bagaimana jadinya jika pendiri sekaligus penulis serial buku perjalanan terbesar di dunia, Lonely Planet, mengisahkan sendiri perjalanan-perjalanan pertamanya dan kisah di balik setiap buku perjalanan? Unlikely Destination menggambarkan semuanya, mulai dari kisah di balik layar, destinasi-destinasi terunik di dunia, sampai rahasia sukses bisnis mereka. Sebuah perpaduan menarik antara autbiografi, buku perjalanan, dan buku bisnis yang patut dinikmati untuk segala kalangan.

Kisah ini bermula dari perjalanan Tony dan Maureen Wheeler, yang pada tahun 70an merupakan pasangan muda di Inggris. Baru menikah dan baru lulus kuliah, mereka dihinggapi semangat untuk bepergian selama setahun. Tak tanggung-tanggung, pilihan jatuh pada Asia Tenggara yang pada zaman 70an masih sangat sedikit informasi pariwisata yang ada. Mereka menjelajah beberapa negara yang pada saat itu pariwisatanya belum berkembang seperti Myanmar, Laos, Vietnam, Singapura, dan tak lupa Indonesia. Pada akhirnya, mereka memilih untuk menetap di Australia.

Merasakan banyak sekali kebingungan dan ketidaktahuan saat melakukan perjalanan, mereka memutuskan untuk membuat buku tentang panduan perjalanan di Asia Tenggara. Mulai dari tempat-tempat yang menarik, peta detail, sekilas mengenai budaya setempat, ulasan tentang tempat penginapan, sampai kebiasaan dan adat yang berlaku di tempat tersebut. Selain itu, karena belum memiliki pekerjaan tetap, mereka memutuskan membuat buku perjalanan mengenai Asia Tenggara sebagai sumber penghasilan untuk melakukan perjalanan berikutnya.
Tony dan Maureen melakukan pembuatan buku perdananya itu secara independen. Mereka sendiri yang mengerjakan segalanya mulai dari menjadi penulis, fotografer, pembuat peta, editor, penerbit, sekaligus akuntan. Pada akhirnya, Backpacking South East Asia in Cheap menjadi buku panduan wisata pertama tentang Asia Tenggara,dan langsung menjadi best-seller dimana-mana.

Kesuksesan buku pertama membuat Tony dan Maureen memutuskan untuk menekuni bisnis ini secara utuh. Mereka pun lantas mulai merekrut beberapa rekan kerja untuk menerbitkan perusahaan penerbitan buku Lonely Planet, dan rajin menjalin relasi dengan penerbit buku besar agar buku mereka bisa didistribusikan ke berbagai Negara. Sesudah Asia Tenggara, mereka mulai menjelajah negara-negara lain seperti Nepal, Tibet, India, Sri Lanka, dan India.
Efek buku-buku Lonely Planet menjadi luar biasa. Dalam kurun waktu 30 tahun, Lonely Planet tak hanya menjadi penerbit buku perjalanan terbesar di dunia, namun juga secara tidak langsung mengubah peta pariwisata di negara-negara tersebut. Lonely Planet memberi orang informasi yang dapat dipercaya sehingga mendorong para wisatawan untuk menjadi independent traveler atau backpackers. Beberapa negara juga mengalami percepatan perkembangan pariwisata di beberapa negara, mulai dari Negara-negara Afrika, Asia. Bahkan, tak dapat dipungkiri bahwa yang mendorong pertumbuhan pariwisata di Bali adalahh kehadiran buku Lonely Planet yang telah menjadi suatu acuan bagi para turis barat untuk melakukan perjalanan. Pada akhirnya, Lonely Planet telah menciptakan sebuah kultur dunia perjalanan yang baru.

Yang paling menarik dari buku ini adalah perpaduan antara biografi, buku perjalanan, serta buku bisnis. Buku ini mengajarkan banyak sekali hal. Semangat independen untuk melakukan sesuatu bisnis, keberanian untuk menjelajahi tempat baru, serta bagaimana caranya menjalani dan mengembangkan bisnis dari kecil. Menghadapi persaingan, serta menemukan masalah dari problem-problem bisnis yang ada.

Penulisan dari buku ini terasa sangat alami dan merendah. Tidak ada kesan bahwa mereka merupakan pasangan yang telah merevolusi peta pariwisata dunia. Dengan jujurnya, mereka banyak mengakui kesalahan-kesalahan dalam mengelola dan kegagalan-kegagalan yang pernah ada di Lonely Planet. Namun, mereka juga tak segan untuk membagi ilmu dan segala macam resep sebuah bisnis untuk bertahan. Selain itu, banyak sekali dinamika bisnsi serta tangangan-tanganan bisnis yang ada sesuai dengan perkembangan zaman, yang harus segera direspon untuk dapat tetap bertahan.

Di luar itu semua, hal paling berharga adalah semangat yang ditularkan dari buku ini. Dari pasangan muda biasa yang menekuni hobi berwisata, sanggup membuat salah satu merk paling diakui di dunia bisnis dan membangun sebuah kultur baru. Selain itu, Unlikely Destination ini juga membuktikan bahwa bisnis tidak harus di bangun di atas modal besar, namun kecintaan terhadap sesuatu bidang dapat menjadi awal dari sesuatu yang besar.

No comments:

Post a Comment