Pada awal bulan ini satuan dari pasukan dari TNI-AL, Korps Marinir telah berhasil membebaskan 20 awak kapal Sinar Kudus yang ditahan oleh perompak laut Somalia sejak 16 Maret 2011. Tidak ada korban jiwa baik dari awak kapal, maupun dari marinir. Dan, hampir bersamaan dengan peristiwa ini, pada 2 Mei dini hari satuan pasukan dari US Navy, Navy SEAL telah melakukan penggerebekan Osama Ben Laden di rumahnya di sebuah kota kecil Abbotabad di Pakistan sebelah timur.
Ada persamaan dari kedua peristiwa ini, yaitu pertama, kedua pelaku operasi militer ini sama-sama dari satuan angkatan laut. Kedua, subyek pihak yang digerebek adalah sama-sama membuat terror. Yang satu membuat terror di laut dan yang lain membuat terror lebih banyak di darat.
Sejak pecah perang saudara di Somalia, negara ini perlahan tetapi pasti semakin digerogoti oleh kemiskinan dan negara ini tidak dapat memberi jaminan kesejahteraan dan perlindungan bagi warganya. Pada mulanya mungkin mereka saling merampok di darat terhadap orang-orang kaya. Kalau di darat sudah tidak ada lagi yang harus dirampok, lalu ke mana lagi mereka akan merampok. Tentu, ada yang mempunyai ide jalan keluar, yaitu ke laut, maka jadilah mereka ekspansi ke laut menjadi perompak laut. Dari mana para nelayan Somalia yang menjadi perompak ini mendapat kan senjata, sekali lagi, tentu ada boss besar dari mereka, yaitu perompak berdasi, mereka duduk dibelakang meja mengatur operasi perompakan mulai dari Teluk Aden sampai ke tengah Laut Arab, bahkan lebih jauh lagi, dan tidak tertutup kemungkinan mereka mempunyai agen mata-mata di setiap pelabuhan besar untuk mengetahui muatan kapal yang akan dijadikan sasaran perompakan mereka. Ada indikasi bukti mengarah ke sana, yaitu mereka tentunya tidak akan merompak kapal yang muatannya hanya arang batok kelapa. Muatan kapal MV Sinar Kudus dari Indonesia adalah biji nickel dari Pomala di Sulawesi Tengah bernilai hampir 1,4 T rupiah.
Mereka membuat terror bagi kapal-kapal yang akan menuju Eropa atau ke Timur Tengah melalui Laut Arab. Perompakan sudah sering terjadi terhadap kapal-kapal dari Jerman, Thailand, Malaysia, Prancis, Australia, Singapura, Indonesia, Rusia, dan lain-lain. Mereka terdiri dari banyak kelompok perompak, dari yang klas ikan kakap sampai yang klas ikan teri. Mereka akan terus merampok di laut selama mereka tidak mempunyai pilihan lain untuk mengisi perut mereka. Jika orang terlalu kaya, sering menjadi lupa kepada Tuhan dari mana dia mendapat kekayaan; sebaliknya jika orang terlalu miskin secara ekonomi, hatinya tergoda melakukan kejahatan. Somalia memang negara yang sangat miskin. Mungkin siapa tahu ada investor Indonesia yang mau menjadi pelopor investasi di negara impian ini. Besar pahalanya bagi siapa saja yang telah menolong sesamanya mengangkat dari kemiskinan.
No comments:
Post a Comment