Best Food
nice food
healty Food

Monday, August 9, 2010

A Year as A Civil Engineer Student : Non-Academic Life

Di luar akademis, kejutan juga terjadi pada bidang non akademis atau organisasi intra kampus. Perbedaan jenjang kaderisasi dari TPB yang ‘tanpa arah’ menjadi mahasiswa beridentitas himpunan yang banyak terlibat kegiatan kampus, jelas-jelas memberi suatu perubahan signifikan bagi jadwal saya.


Hal ini diawali saat liburan naik semester 3, menjadi kordiv acara untuk Festival Kuliner Taman Ganesha, sebuah proker di bawah departemen Pengabdian Masyarakat KM ITB. Saat TPB praktis nggak pernah ngapa-ngapain, tiba-tiba saya terekspos dengan banyak sekali hal-hal di dalam dan di luar kampus. Mulai dari aneka himpunan, unit, sampai lembaga-lembaga di luar kampus. Saya yang gak tau menau tentang isu lingkungan tiba-tiba berhubungan dengan berbagai LSM lingkungan. Acara ini berkesan banget, karena dari segitu parahnya keterbatasan yang dimiliki panitia ,semuanya bisa berjalan lancar. Kepanitiaan ini juga yang berikutnya jadi gerbang untuk keterlibatan saya di PM Kabinet.


Tahun ini saya banyak berkecimpung di PM Kabinet. Bantu-bantu dan pernah ikutan di semua proyek nya : Revitalisasi Gelap Nyawang, Desa Mitra di Cililin, Rumah Belajar di Sangkuriang, dan launching program Skhole. Banyak banget pengalaman yang saya dapet di PM ini. Jalan-jalan ke berbagai tempat mulai dari desa yang jauh disana, daerah bekas bencana, dll. Jadi bagian dari PM Kabinet ini bukan suatu hal yang mudah karena SDM nya dikit dan kerjaannya banyak. Belum lagi jenis orang yang dihadapinya, bisa dari A-Z lapisan masyarakat. Kadang konsep yang menurut kita baik belum tentu dapat diterima dengan mudahnya oleh masyarakat. Tapi, sebenarnya disitu tantangannya. Dan yang paling menyenangkan lagi, anak-anaknya bikin betah.




PM crew - Sekolah Bangkit - Rumah Belajar Sangkuriang



kegiatan rumah belajar - SD di Desa Mitra Cililin - festival kuliner

Masuk jurusan juga berarti memasuki dunia baru bernama himpunan. Himpunan Mahasiswa Sipil, mau gak mau menjadi identitas individu selama di ITB. Walaupun sebenarnya bersifat optional, kita semua seperti terkondisikan bahwa “banyak ruginya kalau gak masuk himpunan” atau memang kita semua yang lebih nyaman dengan budaya komunal. HMS, sebuah himpunan dengan (objectively speaking) jahim paling keren se ITB dan punya sekre bertingkat di kawasan barat jauh, menjadi rumah kedua buat saya selama di ITB.

Bulan-bulan pertama jadi anggota HMS, agenda diisi oleh kepanitiaan-kepanitiaan yang dipegang angkatan 2008. Saya ikut bantu-bantu di hampir semua kepanitiaan, walaupun gak megang jabatan struktural. Mulai dari jadi perangkat angkatan, panitia makrab, pemilu, wisudaan, sampai terakhir jadi tim senator. Niatan ‘bantu-bantu’ ini nyatanya gak bisa menjadi pekerjaan ‘gaji buta’, karena banyaknya aneka forum dan presentasi yang mesti dihadiri dari setiap kepanitiaan. Walaupun kadang terasa capek untuk hal-hal konseptual, namanya himpunan, pasti ada keterikatan lebih karena kita kerja bareng sama teman-teman senasib sepenanggungan yang setiap harinya sama-sama menghadapi ajaib nya perkuliahan di teknik sipil.



HMS 2008

Kepanitiaan besar berdurasi kerja cukup lama yang saya ikuti di taun kedua adalah Konferensi ITB Fair. Tepatnya, menjadi staf materi di Konferensi Mahasiswa Indonesia, salah satu mata acaranya ITB Fair. Walaupun skalanya nasional, panitia konferensinya hanya segeleintir orang. Bahkan sampai dekat-dekat hari H pun, yang dateng masih shift-shiftan. Menggodok materi tentang community development untuk diberikan ke kampus-kampus lain. Membuat kajian internal dengan himpunan dan menyusun materinya. Belajar banyak tentang seluk beluk community development. Saat hari H, saya pun jadi double agent : tim materi sekaligus delegasi. Seru, sekaligus super berkesan. Feel mahasiswanya dapet banget. Ketemu A-Z petinggi kampus dari Sabang sampai Merauke. Menjalin pertemanan yang luar biasa sama anak-anak panitia konferensi sampai pasca acaranya. Walaupun menguras waktu dan pikiran selama berbulan-bulan (rapat dan kajian tiada henti), ini kepanitiaan yang memberi saya perspektif baru terhadap dunia kemahasiswaan.





Konferensi Mahasiswa Indonesia 2010




kepanitiaan di balik layar


Kalau untuk unit, hoki terkadang masih main di GSG, walau udah ga sesering waktu TPB. Banyak terlibat ketika kejuaraan hoki, IHRPT (Invitasi Hoki Ruangan antar Perguruan Tinggi). Saat IHRPT berlangsung, bisa jadi merupakan salah satu minggu terberat di tahun kedua karena lagi berbarengan dengan kaderisasi himpunan (dengan segala tugas dan hal-hal tak terduganya) dan tugas kuliah juga lagi banyak-banyaknya.

Di luar organisasi, satu hal yang saya syukuri adalah kesempatan untuk mengikuti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang diselenggarakan Dikti. Temanya gak jauh-jauh dari salah satu proyeknya PM, tentang koperasi di Gelap Nyawang. Garis besarnya, tentang gimana caranya meningkatkan partisipasi para pedagang untuk meminjam di Gelap Nyawang dan menghindarkan mereka dari rentenir dengan membuat program-program edukatif dan interaktif. Alhamdulillah, proposalnya lolos dan berhasil mendapat dana untuk merealisasikan program-programnya. Walaupun pada akhirnya gak sampai lolos ke putaran final PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), PKM ini memberi banyak sekali pelajaran karena ini merupakan pengalaman pertama saya dalam mengikuti lomba karya ilmiah berkelkompok.

Di tengah segala ribet dan terkadang gak manusiawinya kuliah, di tengah terkadang bosennya kok hidup saya hanya seputar rapat dan rapat, belum lagi ditambah kegiatan di luar itu seperti job menerjemah dan menulis, cuma ada satu hal yang bikin betah dan merasa semua terasa cukup enjoyable:









Those guys keeps me alive :)

No comments:

Post a Comment