Semester 3
Rekayasa Bahan. Ini nih pelajaran pertama yang langsung kerasa ‘sipil banget’. Dipelajari 3 bahan utama dalam sipil yaitu beton, baja, kayu. Untuk beton, praktiknya langsung bikin. Mulai dari menghitung komposisi penyusunnya (agregat, air, semen), mengaduk-aduk, sampai mencetak. Seru banget! Serasa bikin kue. Seperti pride pertama jadi anak sipil ‘gw bikin beton sendiri loh’. Untuk baja dan kayu, dipelajari properties mekanis nya, seperti kuat tekan kuat tarik.
Statika. Dasarnya sipil. Gak ada rumus yang dihafal-hafal, ujung-ujungnya cuma satu : hukum Newton. Nah mata kuliah 3 SKS ini isinya tentang itu semua, versi lebih detail dan banyak sekali tipe soal. Yang jelas, ke depannya mata kuliah ini bakal sangat terpakai. Pengantar Rekayasa Transportasi. Pelajaran ini menyenangkan. Membahas komponen pendukung infrastruktur transportasi dari berbagai sisi. Ya bicara moda transportasinya, jaringan jalan pendukungnya , dan segala infrastrukturnya. Yang dibahas masih secara general jadi tidak terlalu banyak ngitung-ngitung. Di akhir semester ada tugas menghitung kapasitas parkiran.
Pengantar Surveying. Ini mata kuliah yang ¾ dari angkatan dipastikan tidur (bukan contoh yang baik emang). Bayangin aja, satu angkatan di ruangan GKU timur atas yang dingin dan nyaman. Karena nggak dapet praktek nya, makin lengkap pula lah ngawang-ngawang nya pelajaran ini.
Matematika Rekayasa I. Lanjutan kalkulus. Tingkat kesulitan materi / kehebohan kuliah sangat tergantung dosen.
Analisis Statistik dan Probabilitas. Seperti judul mata kuliahnya, ya gak jauh-jauh tentang statistik dan probabilitas. Kuliahnya rata-rata open book. Kuncinya satu : ngerti dan tau penerapan rumusnya. Kalau di kelas saya, adanya asisten dosen sangat membantu. Mencoba mengerjakan sendiri tugas yang dikasih dosen sangat membantu pemahaman.
Mekanika Fluida. Praktikum ini yang cukup menjadi momok untuk anak semester 3. Praktikum nya sih sebentar, hanya 2 kali pertemuan. Tapi laporannya, hmmm, lumayan merepotkanlah untuk ukuran anak lulus TPB. Belajar pertama kali bikin draft laporan, mencari-cari master (ups!), bolak-balik asistensi ke asisten, mendayagunakan Microsoft Excel dengan berbagai bentuk grafiknya yang aneh-aneh, bolak balik print dan menghabiskan malam-malam panjang di kampus untuk mengerjakan laporan. Juga deg-degan karena presentasi praktikum yang berjam-jam lamanya.
literally a concrete maker - menghitung kapasitas parkiran - kuliah lapangan di bendungan jatigede
Semester 4
Rekayasa Jalan. Semua tentang serba serbi pembuatan jalan, ada di sini. Dibagi menjadi 2 : geometri jalan dan perkerasan jalan. Ada tugas besar yang cukup sulit karena cuma ber2 dan kondisi medan yang dikasih bisa bener-bener beda. Saya gak pernah nyangka bahwa bikin jalan itu banyak banget komponen yang diitung. Tikungan, kelandaian, kemiringan, jenis medan. Wow, ternyata bikin jalan itu kompleks sekali. Tapi ini nih efeknya sesudah belajar rekjal : suka banyak komentar dan ngebahas dari segi keilmuan kalo lewat jalan rusak.
Mekanika Bahan. Lanjutannya statika. Kesuksesan mata kuliah ini banyak sekali dipengaruhi pemahaman ilmu statika.
Mekanika Tanah. Ini mata kuliah yang cukup berat. Dalam artian, pertemuan praktikumnya cukup padat. Sering banget bolak balik ke lab mektan yang tersohor itu. Berbagai ‘uji-uji’ dilakukan, antara lain : uji konsolidasi, triaksial, kompaksi, direct shear, dll. Ilmunya sendiri juga bener-bener baru, gabungan antara teori yang banyak sama ngitung-ngitung juga. Laporan 12 bab, asistensi, dan presentasinya juga lumayan menghabiskan waktu. Yang jelas ilmu ini penting banget. Banyak yang tertarik jadi masuk subjur geoteknik yang super berprospek itu. Rekayasa Hidrologi. Mirip mekanika fluida tapi versi lebih luas dan banyak contoh bangunan air. Ada tugas besar menghitung drainase di ITB dan merancang drainase.
Gambar Konstruksi. Ini nih mata kuliah yang paling time consuming. Tugas gambar tiap minggu di kertas A1. Mulai dari denah, tampak depan, tampak samping, pondasi, atap, dll. Tapi alokasi waktu yang terbuang, duh. Waktu pengerjaan minimal banget 6-7 jam an, itu juga kalau tugasnya lagi simpel. Untuk tugas pertama bahkan saya total menghabiskan belasan jam untuk menyelesaikan (plus trial error nya tentu aja). Welcome deh muka-muka anak sipil yang kucel, lupa mandi, kesiangan, bawa-bawa tabung, menjajah sudut-sudut ruang baca CC, menggelar kertas gede gak tau diri, dan panik menjelang pengumpulan. Terasa gak fair mengingat sebenarnya matkul ini cuma 3 SKS dan gak semua dosen memasukkan nilai tugas gambarnya sebagai nilai, tapi ya begitu lah rule of the game nya.
Matematika Rekayasa II. Mengandalkan excel dengan soal-soal super mutakhir. Sungguh memacu adrenalin tiap kali mau kuliah. Satu yang paling saya inget ketika ujian praktek. Setengah angkatan berebut dengan laptop-laptop demi menyetor nilai. Segala cara copy paste dan edit agar nampak natural udah dicoba, bahkan ada yang nekat bawa laptop orang. Chaos dan liar banget. Anak paling males dan gak pedulian pun pasti bakal terenyuh kalo kena mata kuliah dengan dosen tertentu ini.
malam2 panjang bersama kertas gambar - lab rekayasa jalan - bereksperimen dengan tanah
Intinya, adaptasi pola kuliah di tingkat 2 benar-benar dimulai dari enol . Secara ilmu, jelas beda karena lebih spesifik. Tingkat kesulitan pun jadi sangat relatif, seringkali tergantung standar dosen serta sebetapa kita tertarik dengan mata kuliah tersebut. Tapi yang paling kontras berbeda dengan TPB adalah banyaknya praktikum dan tugas-tugas kelompok serta presentasi. Hal-hal ini yang kadang banyak sekali menyita waktu, dan mesti pinter-pinter menyesuaikan jadwal dengan teman-teman sekelompok.
No comments:
Post a Comment