Best Food
nice food
healty Food

Friday, November 27, 2009

Kemacetan Simpang Dago dan Alternatif Solusinya





Jalan Dago merupakan salah satu jalan paling sentral di Bandung yang masuk dalam daerah unggulan kota Bandung. Rasanya, sebagian turis yang mampir ke Bandung pasti mengunjungi jalan ini. Di sepanjang jalan Dago memiliki begitu banyak tempat menarik mulai dari berbagai factory outlet, kafe, restoran, perumahan, pertokoan, dan juga kampus.

Namun, banyaknya tempat menarik untuk dikunjungi ini bukannya tidak mengandung masalah. Ruas jalan yang terbatas nyatanya tidak sebanding dengan semakin tumbuhnya pusat-pusat komersil di daerah Dago. Hasilnya, setiap weekend, Jalan Dago memiliki tingkat kemacetan yang lumayan parah untuk ukuran kota Bandung. Tak hanya itu, sebagai jalan yang sangat utama, masih banyak kesemerawutan dan ketidak rapihan dari pengaturan atribut jalan yang menyebabkan hambatan dalam arus pergerakan jalan, terutama pada daerah Simpang Dago yang menghubungkan berbagai titik-titik strategis di kota Bandung.

Alternatif 1 : Revitalisasi Pasar Simpang


kondisi Pasar Simpang yang belum optimal

Pasar Simpang memiliki letak yang sangat strategis, di jalan utama, dan berada di persimpangan yang dilalui begitu banyak kendaraan, dan menghubungkan daerah-daerah yang sangat strategis di kota Bandung. Namun sayang, ketidakteraturan lokasi dari Pasar Simpang menyebabkan cukup komkpleksnya masalah yang ada.
Masalah tersebut antara lain : kotornya lingkungan sekitar akibat pengangkutan sampah setiap pagi, macetnya jalan di pagi hari akibat pengakutan sampah , serta macetnya jalan di malam hari akibat PKL makanan.
Solusi :

Pasar Simpang Dago seharusnya bisa di revitalisasi menjadi pasar tradisional yang bersih, terawat, modern, serta dapat menjadi pasar tradisional percontohan bagi pasar-pasar tradisional lain di Jawa Barat. Urgensiakan hal ini sangat tinggi, kembali lagi mengingat betapa sentral nya letak lokasi Pasar Simpang yang akan dilalui oleh tidak hanya orang lokal Bandung namun beragam turis baik lokal maupun asing. Maka dari itu, Pasar Simpang harusnya dibuat serepresentatif mungkin.

Pasar Simpang harusnya dibuat beberapa tingkat, yang dapat mengefisiensikan jumlah lahan dan ruang yang tersedia. Lantai pertama dapat dibuat tempat parkir, sehingga masalah parkir serta pembuangan sampah tidak memakan jalan utama di depan Pasar Simpang. Lantai berikutnya dapat dibuat secara modern, bersih, dan tertata apik. Bahkan, kalau perlu segi arsitektur dan interior nya dibuat yang bersifat tradisional Sunda, sehingga bisa menjadi tujuan wisata. Mengenalkan local culture Bandung di sebuah tempat yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari (pasar), dapat memberi nilai plus tersendiri bagi perkembangan Pasar Simpang Dago.

Alternatif 2 : Pembuatan Terminal Angkot



angkot ngetem yang mengganggu kelancaran jalan

Angkot merupakan transportasi publik yang bisa diandalkan di Bandung. Kuantitasnya yng banyak, rutenya menjangkau area-area strategis, serta kondisi fisik umum yang lebih nyaman dan terawat (setidaknya jika dibanding di Jakarta), membuat transportasi umum di Bandung terbilang cukup mudah. Namun, angkot ini sering kali ngetem atau berhenti menunggu penumpang sembarangan. Akibatnya, angkot ini memperlambat arus kendaraan di jalan.
Solusi :
Membuat terminal angkot setiap beberapa puluh meter. Bentuknya sangat sederhana, hanya berupa lahan parkir untuk menampung sekitar 3 angkot dalam satu waktu. Angkot hanya diizinkan mengambil serta memberhentikan penumpang di terminal-terminal tersebut.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diambil, antara lain :
-Menghindari angkot ngetem
-Menghindari orang yang menyebrang sembarangan (mengurangi perlambatan mobil akibat orang yang menyebrang sembarangan karena ingin naik angkot, meningkatkan safety factor bagi para penyebrang jalan raya)
-Mengurangi jumlah angkot ngetem sembarangan yang berarti memperlancar arus jalan raya
-Membuat jalan lebih tertib
-Meningkatkan reliability dari angkot-angkot tersebut
Kesimpulannya, mengatasi masalah kemacetan adalah masalah kompleks yang terkait dengan banyak faktor. Untuk jangka panjang, hal ini berkaitan dengan kombinasi dari berbagai perencanaan strategis seperti peningkatan kapasitas ruas jalan, perencanaan fungsi gedung-gedung di sepanjang jalan tersebut, pembuatan moda transportasi umum dengan kapasitas yang lebih besar, pengalihan rute jalan, perubahan kebijakan tata kota, dll. Namun untuk jangka pendek, saya percaya bahwa hal yang paling mungkin dilakukan adalah 2 hal tadi : merevitalisasi Pasar Simpang dan membuat terminal angkot guna optimalisasi angkutan umum.

No comments:

Post a Comment