Inspiring. Mungkin itu satu kata yang tepat untuk merangkum bagaimana isi Shanghai Expo 2010. Perhelatan akbar lima tahunan ini seperti taman bermain raksasa yang berisi wahana-wahana negara dunia. Interaktif, informatif, menarik, sekaligus memberi kesan mendalam bagi para pengunjungnya.
Tahun ini, World Expo bertempat di Huang Pu River, Shanghai, Cina, selama bulan May – Oktober 2010. Expo yang mengambil tema “Better City, Better Life” ini tak hanya menjadi ajang pameran perwujudan kreativitas dan inovasi negara-negara di seluruh dunia, namun juga sebuah acara yang mengkolaborasikan ide-ide untuk menciptakan kota dan kehidupan yang lebih baik.
Dengan membayar tiket masuk sebesar RMB 160 (+ 210 rb), kita dapat menyaksikan tak kurang dari hampir 200 negara memiliki paviliun sendiri dengan kekhasannya masing-masing. Jangan bayangkan stan-stan kecil seadanya, karena paviliun yang dimaksud ini bangunan-bangunan permanen 2-4 lantai yang mengundak decak kagum baik dari segi desain, konten, maupun teknologi yang digunakan.
Paviliun Inggris berjudul seed cathedral adalah paviliun yang paling mencuri perhatian, terdiri dari ribuan tentakel mini yang disusun seperti bendera negaranya. Paviliun Israel yang menyerupai kerang transparan. Paviliun Spanyol seperti keranjang anyaman raksasa. Sedangkan paviliun Cina, tuan rumah, super raksasa dan serba merah di tengah-tengah area ekspo. Paviliun Jepang dilapisi membran ungu dengan teknologi tinggi.
Tak hanya terpuaskan oleh keindahan ariskteturnya, paviliun ini juga sarat teknologi tinggi. Di dalamnya, tiap negara menampilkan kekhasan negaranya masing-masing. Ada yang menonjolkan pariwisata, budaya tradisional, bisnis, sampai teknologi dan inovasi paling mutakhir. Untuk masuk ke paviliun-paviliun yang besar, antriannya bisa sampai berjam-jam.
Bagaimana dengan Paviliun Indonesia? Secara tampak luar, menurut saya sih tidak spesial. Ukurannya besar dan terbuat dari bambu, tapi tidak terlalu catchy. Dengan tema “biodiverse city”, paviliun Indonesia banyak menampilkan display tentang kekayaan alam dan lingkungan. Mulai dari informasi tentang jumlah spesies dan kekayaan laut yang kita miliki sampai kekayaan kebudayaan tradisional. Menurut saya, isi nya sendiri agak kontradiktif. Penyampaian tentang kekayaan alam dan lingkungan Indonesia cukup mengena, tapi kemajuan pembangunan Indonesia kurang ditonjolkan seperti negara yang berkembang dan kondusif bagi para investor. Informasi tentang pariwisata pun minim. Ada juga stan makanan Indonesia yang rasanya standar dan harganya mahal.
Paviliun Indonesia di Shanghai Expo 2010
Perwujudan tema besar Shanghai Expo “Better City, Better Life” memang tidak main-main. Berbagai paviliun tema juga dengan tema : tentang perkembangan kota, kependudukan, planet dan lingkungan, transportasi, dan kota masa depan. Tiap paviliun tema ini benar-benar spesial karena punya narasi tersendiri, dan disajikan dengan efek audivisual mutakhir. Rasanya seperti masuk ke museum super canggih yang memadukan berbagai teknologi dan display interaktif.
Ada pula kawasan urban best practice area yang menampilkan studi kasus contoh kota-kota di dunia yang dinilai berhasil melakukan pembangunan berkelanjutan dari berbagai negara. Dari sini diharapkan dapat menjadi media berbagi informasi tentang mencari solusi mengatasi masalah kependudukan yang muncul.
display super canggih yang edukatif di Theme Pavilion
Berbagai forum, talkshow, seminar, diskusi, dan simposium juga berlangsung selama Shanghai Expo. Yang mengisi adalah expert dari seluruh dunia, baik orang akademisi, pemerintah, maupun swasta. Tema besarnya, lagi-lagi seputar pembangunan kota yang berkelanjutan.
Di luar itu, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai panggung pertunjukan seni budaya dari berbagai negara dan juga karnaval yang rutin diadakan. Saat malam pun, kota Shanghai didandani dengan permainan lampu LED yang mewarnai bangunan-bangunan dan jembatan. Sungguh cantik!
Dengan ratusan ribu pengunjung yang datang setiap harinya, infrastruktur yang dibangun juga sangat memadai. Di semua penjuru area, disediakan fasilitas publik seperti stan informasi, toilet, tempat meneduh, dan keran air minum. Volunteer yang bisa berbahasa Inggris juga ditempatkan dimana-mana. Ratusan tempat makan juga tersebar di segala titik, mulai dari fastfood yang murah meriah sampai restoran-restoran mewah yang menyajikan makanan dari segala negara. World Expo yang memiliki luas area 528 hektar ini bahkan memiliki kereta dan shuttle bus dan kereta gratis di dalamnya untuk pengunjung berkeliling.
Yang jelas, Shanghai Expo seperti perwujudan dari ide-ide dan kreativitas paling mutakhir sedunia. Tidak hanya dimanjakan mata dengan keunikan arsitektur dan dibuat kagum oleh kecanggihan teknologi, tapi juga membuka wawasan dan membanjiri benak pengunjungnya dengan inspirasi yang tak terhingga.